Latar Belakang

Ornamen

Urbanisasi yang terjadi di wilayah perkotaan yang ada di Indonesia disebabkan oleh pesatnya perkembangan dan pembangunan sarana prasarana di daerah perkotaan. Hal ini akan berpengaruh pada meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan. Kepadatan penduduk yang tinggi di wilayah perkotaan dapat menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan seperti terbatasnya lahan dan terbatasnya ruang terbuka hijau di perkotaan. Keterbatasan tersebut membuat berkurangnya wilayah perkotaan yang dapat dijadikan sebagai usaha pertanian. Akibatnya, ketahanan pangan penduduk perkotaan terancam sehingga mengharuskan penduduk perkotaan memasok kebutuhan pangannya dari luar dengan biaya distribusi yang tinggi serta harga pangan yang semakin mahal.

Seiring dengan sulitnya akses pangan di wilayah perkotaan, terdapat salah satu fenomena yang sedang berkembang di wilayah perkotaan yaitu pertanian urban yang memanfaatkan keterbatasan lahan untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Dalam Sensus Pertanian 2023, BPS juga mengangkat isu pertanian urban didalamnya. Akan tetapi, belum terdapat banyak informasi terkait karakteristik pertanian urban sehingga data yang dicatat dan diidentifikasi sebagai pertanian urban masih belum sepenuhnya sesuai dengan praktik pertanian urban sesungguhnya. Selain itu, data mengenai lokasi dan komoditas pertanian urban juga belum tersedia. Hal itulah yang mendasari topik penelitian Riset 3 yaitu Kajian Pertanian Urban. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi karakteristik dari dimensi pertanian urban, yaitu dimensi sosial demografi, ekonomi, lingkungan dan ketahanan pangan. Di sisi lain, terdapat banyak sekali pengguna internet khususnya di wilayah perkotaan. Banyaknya pengguna internet di wilayah perkotaan ini memungkinkan tersedianya data lokasi dan komoditas pertanian urban pada Big Data. Oleh karena itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi potensi lokasi dan komoditas pertanian urban melalui Big Data.

Tujuan Penelitian

1. Pendekatan Big Data
Mengidentifikasi Potensi Lokasi dan Komoditas Pertanian Urban dari Berita Online, Media Sosial, Google Maps, dan Marketplace (Agromaret).

2. Pendekatan Data Survei
Mengetahui dan mengidentifikasi karakteristik pertanian urban melalui empat dimensi, yaitu dimensi sosial demografi, ekonomi, lingkungan, dan ketahanan pangan.

Batasan Penelitian

Diagram Venn

Skala

Community Gardening dan Rumah Tangga Pertanian Urban.

Produk

Hasil pertanian yang dapat dikonsumsi atau memiliki nilai jual baik sebagian atau seluruhnya (meliputi : Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Budidaya Perikanan dan Peternakan).

Tempat

Wilayah Urban dan Lahan Terbatas.

Teknologi

Minimal 1 teknik/inovasi/teknologi/penerapan metode selain konvensional.

Ruang Lingkup

Dimensi Utama

Sosial Demografi

Dimensi Sosial Demografi

Pertanian urban tidak lepas dari karakteristik sosial demografi pelakunya. Pada community gardening, data sosial demografi yang dikumpulkan meliputi umur, jenis kelamin serta motivasi terbentuknya community gardening. Sementara itu, pada rumah tangga pertanian urban (RTPU), data sosial demografi yang dikumpulkan antara lain umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, kegiatan utama pelaku pertanian urban, pekerjaan utama (sektor pertanian dan sektor nonpertanian) pelaku pertanian urban, tujuan awal pelaku melakukan pertanian urban dan lamanya pelaku melakukan pertanian urban berdasarkan komoditas pertanian yang dilakukan.

Dimensi Ekonomi

Pertanian urban menghasilkan produk pertanian yang berkaitan dengan aspek ekonomi sehingga memberikan penghasilan bagi pelaku pertanian urban. Ekonomi pertanian merupakan aktivitas yang berhubungan dengan bagaimana produsen, konsumen, dan masyarakat menggunakan sumber daya yang terbatas dalam produksi, pengolahan, pemasaran, dan konsumsi produk pangan dan serat (Haryanto, et al., 2009). Hal ini berarti dimensi ekonomi yang dicakup adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan produksi, distribusi, dan konsumsi produk dan jasa pertanian.

Dimensi ekonomi pertanian urban diidentifikasi oleh aspek ekonomi berupa jenis komoditas, metode penjualan, sumber memperoleh pupuk, pestisida, benih/bibit, pakan, dan vitamin, tenaga kerja, serta struktur ongkos. Metode penjualan terdiri dari metode penjualan online, konvensional, maupun campuran yaitu online dan konvensional. Sumber memperoleh komponen produksi seperti pupuk, pestisida, benih/bibit, pakan, dan vitamin dapat diperoleh dari bantuan pemerintah, membeli, atau sumber lainnya. Tenaga kerja dikelompokkan menjadi tenaga kerja dibayar dan tidak dibayar.

Ekonomi
Lingkungan

Dimensi Lingkungan

Pertanian urban merupakan kegiatan memanfaatkan lahan kosong, lahan sisa, pekarangan, dan sebagainya menjadi lahan perkebunan yang produktif. Kegiatan pertanian urban juga dilakukan dengan memanfaatkan limbah perkotaan. Pemanfaatan limbah organik akan mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan mendorong pertanian ramah lingkungan berkelanjutan. Selain itu, pemanfaatan limbah anorganik dengan cara memanfaatkan limbah anorganik sebagai media dalam pertanian urban.

Dimensi lingkungan pertanian urban mengidentifikasi aspek lingkungan dari karakteristik pertanian urban seperti pengelolaan lahan dengan metode/ teknologi/ inovasi tertentu, penggunaan pupuk, serta penggunaan pestisida. Dimensi ini juga melihat penanganan limbah, baik limbah organik maupun anorganik, yang dilakukan oleh pelaku pertanian urban.

Dimensi Ketahanan Pangan

Konsep ketahanan pangan pertanian urban didasarkan pada persepsi Pelaku pertanian urban (CG dan RTPU) meliputi tiga prinsip, yaitu ketersediaan pangan, distribusi pangan, dan keamanan pangan. Ketersediaan pangan mengacu pada pangan yang cukup dan tersedia dalam jumlah yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi pelaku dengan periode waktu selama sebulan terakhir. Distribusi pangan merujuk pada alokasi hasil pertanian urban baik ke dalam anggota maupun ke luar anggota pelaku pertanian urban. Distribusi ke dalam anggota terbagi atas distribusi sebagai sumber pemenuhan kebutuhan pangan dan pendapatan sedangkan distribusi ke luar anggota sebagai sumber pemenuhan pangan. Sementara itu, keamanan pangan yang dimaksud adalah pangan yang terbebas dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan keadaan manusia, serta terjamin mutunya (food quality) sebagai sumber pemenuhan kebutuhan pangan.

Ketahanan Pangan
Rectangle

Responden

Unit observasi dalam penelitian ini adalah Ketua/Anggota/Pengurus dari Community Gardening dan Kepala/Anggota Rumah Tangga

Rectangle

Hasil Penelitian

1. Big Data
2. Karakteristik Pertanian Urban

Infografis